Ratih
1. Temecula Dance Company, California USA, teacher: Erik Saradpon
2. Salsonic Dance Company - Groove Dance Classes, Frankfurt A.M, teacher: Zcham, Chrismo
3. Saumweber - Fischer Tanzschulen, German, teacher: Camillo Lauricella
4. Beatphonik, teacher: Alvin de Castro

Ooooooh, i really really want to dance with them!

Posted via email from mardiyantini's

Ratih
Selagi saya duduk sambil rambut saya diwarnai, saya berpikir dan memutuskan untuk menulis. Apa yg akan saya lakukan setelah ini, besok, minggu depan, bulan depan, tahun depan?
Apa yg hendak saya lakukan dalam hidup saya untuk waktu-waktu selanjutnya?
Apakah saya akan tetap mendalami dunia per-dokter-gigi-an saya? Apakah saya akan berpindah mencari kegiatan lain yang akan membuat saya lari dari kebosanan?
Pikiran-pikiran saya di atas membuat saya jadi ngantuk sendiri..
Saya menunggu sesuatu yang spektakuler yang akan membuat saya menjadi orang besar. Dan saya yakin sesuatu itu tidak akan datang jika saya hanya menunggu saja.
Saya harus bergerak.
Tapi apa?

Tapi
Tapi

Satu kata itu yang bisa membunuh impian seseorang, satu kata tersebut mampu menutup cita-cita seseorang.
Mengapa?
Karena kita terlalu takut menemukan jalan untuk meraih kesuksesan kita. Ketakutan kita terpentok pada satu hal besar yaitu, kegagalan.
Dan yang orang-orang lupa, kegagalan adalah satu hal yang harus ditemui sebelum seseorang menuai kesuksesan..

Dan saya masih duduk di tengah-tengan antara kesuksesan dan ketakutan saya...

Posted via email from mardiyantini's

Ratih
Saya selalu berpikir, saya ingin dikelilingi. Dikelilingi oleh apa?
Orang-orang? Ide? Aura? Benda? Binatang?
Sayangnya saya sendiri tidak mengerti.
Dikelilingi oleh cinta?
Terlalu klise. Saya tidak butuh.

Berpikir dan terus berpikir, saya membutuhkan hal baru. Suatu hal yang bisa mengusik dari lingkaran nyaman saya, dan membuat saya lebih melek kehidupan.
Saya butuh energi, saya butuh ide bombastis yang bisa membuat saya hidup lagi.

Hidup saya sekarang mati, tak berbekas, bosan, dan saya yakin masih banyak kejadian yang menunggu saya untuk terlibat di dalamnya.


Sent from my Nokia phone

Posted via email from mardiyantini's

Ratih
I've just watched Ruma Maida this afternoon.

Dan saya sedih.

Dulu Bung Karno dan rakyat Indonesia mati-matian ingin mewujudkan kemerdekaan NKRI. Tapi sekarang, seakan perjuangan itu tak ada artinya lagi.

Negara ini telah kehilangan pegangannya.

Mau dibawa kemana semua ini?

Posted via email from mardiyantini's

Ratih
Seperti yang kita tau, SBY membentuk TPF, atau Tim Pencari Fakta.
Saya agak pesimis.

Media mengatakan bahwa, Polri salah menafsirkan perintah SBY untuk mengusut siapa yang mencatut namanya, namun Polri malah menyelidiki siapa yang menyebar transkrip ini, siapa yang menyadap dan hendak menyita rekaman ini.

Benar-benar berputar-putar.

Saya berpikir,
it's all drama..

Bermula dari Antasari ditangkap, lalu testimoni, anggoro buronan, dugaan suap 6 miliar, sampe ditahannya dua pimpinan kpk.

Semua orang berkata "ada apa dengan semua ini?"

Ada skenario apa dibalik ini semua?

Politik apa lagi yang hendak dimainkan para pemegang negara ini.


Di tengah carut-marutnya hukum di negara ini, jangan lupa bahwa SBY memiliki program 100 hari yang harus dijalankan. Jangan lupa.

Kredibiltas SBY dipertaruhkan dengan membentuk kabinet kompromistis partai-partai pendukungnya. Bisa dikatakan juga, Kabinet balas budi.
SBY punya tanggungan besar untuk membutikkan kepada masyarakat Indonesia bahwa kali ini ia melakukan hal yang benar.
SBY mungkin terlalu sibuk mencitrakan dirinya di mata masyarakat. Saya harap saya salah.

Yang jelas saat ini hukum sedang dipermainkan. Sebagai orang yang tidak terlalu melek dengan hukum, yang saya tau, maling ayam bisa habis di pukuli warga, tapi kenapa korupsi yang sama saja dengan maling, bisa hilang tak berbekas tak tersentuh pukulan?

Yang saya maksud disini bukan pukulan dalam arti sebenarnya. Tapi pukulan yang membuat jera, lahir-batin.

But money talks, right?

Semua orang butuh makan, dan kebanyakan orang butuh eksistensi diri, butuh pengakuan dari sekitar dan menghalalkan segala cara, mengurus perut, tanpa mengurus akal dan iman.

Saya bukanlah orang yang tepat untuk berbicara tentang iman, tapi yang saya tahu, iman menjadi dasar untuk berbuat baik kepada setiap manusia. Dan saya sedang belajar untuk berbuat baik kepada setiap orang yang percaya kepada Dia yang memberi iman.

Regards

Posted via email from mardiyantini's

Ratih
Skin head, dead head
Everybody gone bad
Situation, aggravation
Everybody allegation
In the suite, on the news
Everybody dog food
Bang bang, shot dead
Everybody's gone mad

All I wanna say is that
They don't really care about us
All I wanna say is that
They don't really care about us

Beat me, hate me
You can never break me
Will me, thrill me
You can never kill me
Jew me, sue me
Everybody do me
Kick me, kike me
Don't you black or white me

All I wanna say is that
They don't really care about us
All I wanna say is that
They don't really care about us

Tell me what has become of my life
I have a wife and two children who love me
I am the victim of police brutality, now
I'm tired of bein' the victim of hate
You're rapin' me of my pride
Oh, for God's sake
I look to heaven to fulfill its prophecy...
Set me free

Skin head, dead head
Everybody gone bad
trepidation, speculation
Everybody allegation
In the suite, on the news
Everybody dog food
black man, black male
Throw your brother in jail

All I wanna say is that
They don't really care about us
All I wanna say is that
They don't really care about us

Tell me what has become of my rights
Am I invisible because you ignore me?
Your proclamation promised me free liberty, now
I'm tired of bein' the victim of shame
They're throwing me in a class with a bad name
I can't believe this is the land from which I came
You know I do really hate to say it
The government don't wanna see
But if Roosevelt was livin'
He wouldn't let this be, no, no

Skin head, dead head
Everybody gone bad
Situation, speculation
Everybody litigation
Beat me, bash me
You can never trash me
Hit me, kick me
You can never get me

All I wanna say is that
They don't really care about us
All I wanna say is that
They don't really care about us

Some things in life they just don't wanna see
But if Martin Luther was livin'
He wouldn't let this be

Skin head, dead head
Everybody gone bad
Situation, segregation
Everybody allegation
In the suite, on the news
Everybody dog food
Kick me, strike me
Don't you wrong or right me

All I wanna say is that
They don't really care about us
All I wanna say is that
They don't really care about us

All I wanna say is that
They don't really care about us
All I wanna say is that
They don't really care about us

All I wanna say is that
They don't really care about us
All I wanna say is that
They don't really care about us

Seems the right song for this country yeah.. 

Posted via email from mardiyantini's

Ratih
Yes. Gus Dur claimed him self back-up-ing Bibit and Chandra. How about you?

Maybe i'm just an ordinary citizen, but i'm aware with this issue. Many people don't have any argue about this because they don't know about it, no, not at all. They close their eyes about their favorite president.

It's true.
Ugly truth.
And people don't wanna know about it.

"Jika ada yang hendak membubarkan KPK, saya menjadi orang pertama yang menentangnya"

So ironic. 

Saya telah menulis di blog saya http://coffeewithstories.blogspot.com tentang perselisihan yang non perselisihan antara KPK vs Polri, dan nyatanya? Semakin banyak orang menyorotinya, Polri dan Presiden semakin mengelak "Tidak ada pergesekan antara polri dan KPK"

RI-1 disebut-sebut dalam transkrip pembicaraan telepon yang disadap polri. Nama SBY pun terdengar beberapa kali dalam percakapan itu. Tapi seketika itu juga, pihak-pihak menyangkal dan membeberkan nama lain untuk mengelak bahwa nama yang disebut bukanlah presiden kalian tercinta.

Welcome orba.

Posted via email from mardiyantini's

Ratih
Cicak versus buaya.

Hal itu santer terdengar beberapa minggu terakhir ini, KPK versus Polri menjadi perbincangan yang santer terdengar dimana-mana. Bahkan beberapa stasiun televisi membuat dialog khusus dengan berbagai pakar baik dari pengamat politik, ICW, Jaksa hingga kepolisian. Semua pihak saling mengungkapkan pendapat masing-masing, ada yang bertentangan, ada yang saling setuju namun yang perlu dilihat disini adalah, sebenarnya apa yang sedang terjadi hingga ada pihak-pihak yang mengganggu kestabilan NKRI.

KPK kini berada di ujung tanduk. Panglima pemberantasan korupsi di Indonesia ini sempat membuat siapapun yang terlibat korupsi bergidik. Karena lembaga ini tak segan-segan menangkap pelaku korupsi, tanpa kecuali. KPK dibentuk tahun 2003 dengan harapan mampu mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Kemampuan KPK memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sempat diragukan banyak pihak. Maklum masalah korupsi di Indonesia sepertinya sudah mendarah daging. http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2009/09/16/90486/Nasib-KPK-Di-Ujung-Tanduk

Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Widoyoko mengatakan bahwa “Ini bagian serangan terhadap KPK.” Serangan terhadap KPK ini menurut Danang mulai terlihat dua bulan lalu saat 25 auditor BPKP ditarik dari KPK. Padahal KPK sedang butuh. Audit tersebut merupakan bentuk ketakutan para pejabat. Karena, kiprah KPK yang selama ini dianggap sukses menjerat para koruptor dinilai membahayakan. http://public.kompasiana.com/2009/06/26/sby-takut-kpk/

Apakah ini serangan? Apakah ini kriminalisasi terhadap pihak-pihak tertentu? Tentu saja hal ini masih sumir dan bias. Di saat orang nomor wahid KPK tengah meringkuk di hotel rodeo (saat ini telah menjadi mantan orang nomor wahid, karena kekuasaan telah berpindah tangan ke Tumpak Panggabean), serta dua pemimpin KPK lain terjerat kasus yang BAP-nya berubah-ubah, KPK masih harus terus mengusut berbagai kasus termasuk kasus bank Century yang telah berganti nama menjadi Mutiara Bank.

Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang timbul dari permasalahan KPK versus Polri ini.

1. Sebagai lembaga independen, KPK memiliki wewenang khusus bisa “memreteli” seluk-beluk pemerintahan Indonesia, termasuk DPR. Lalu, siapakah yang dapat mengerem laju buas KPK?

2. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh Polri seakan-akan telah mendapat restu dari presiden. Yang harus dipertanyakan disini adalah, dibalik kampanye SBY yang mengagung-agungkan pemberantasan korupsi dan tercetak jelas penghormatan terhadap KPK, mengapa saat ini presiden bergeming untuk mengusut kasus ini secara tuntas dengan adil dan terbuka? Sumir dan bias, dakwaan terhadap Antasari Azhar dan kasus fiktif yang menimpa Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto dalam penyalahgunaan wewenang, menjadi hal penting yang patut di garis bawahi, mau dibawa kemana hukum di negeri ini?

3. Apakah ini permainan dari Polri? Ataukah permainan KPK yang tercium oleh Polri?


Ratih
Hemm..

Sekarang say algi di tempat KKN ni. Yang lelaki-lelaki lagi pada mau solat jumat. Saya bengong, temen saya yang wanita lagi ke kampus. Huuh.. Sekarang tanggal 10 ya? gak kerasa, tanggal 13 besok saya ujian remed. Maleeees..

Hem. Oiya kemarin tanggal 8 Juli 2009 alhamduliilah saya diberi kesempatan buat menyalurkan hak pilih saya di Jogja sini. Sempet bingung-bingung juga, ntar saya dikasi undangan ga ya? Tapi ternyata iya, dan saya lompat-lompat kesenengan. Tinta ungu di kelingking kiri saya liatiin puas-puas takut tiba-tiba ilang. Apaaaan siiih. hahahaha..

Tapii,,huuh saya lihat hasil quick count..rasanya shock. Kok bisa yaaa? Saya kecewa banget. We'll need another 10 years to free from poverty. gak hanya kemiskinan, tapi pembodohan yang terus menerus dicekokkan ke tenggorokan orang-orang.

Damn.. i feel betrayed..

Saya sempet tuker pikiran sama temen-temen yang berbeda pendapat sama saya, dan ya, mereka sendiri masih bingung denan pilihan mereka.

Saya gak pengen mojokin siapa-siapa, but, ayo deh, kita duduk bareng dan berpikir bersama, tentang negara kita..



:(

Semoga kalian berhasil..
Ratih
Yihaaaaaaa,,,sambil ngepost blog ini saya sedang berleha-leha dikasur, habis mandii segaaaaaar.

Seperti yang sudah saya bilang kemaren, saya sekarang lagi KKN, di daerah monjali/palagan tentara pelajar/belakang hotel Hyatt. Hehehe.

Pertama-tama nya, saya takut, gak siap lahir batin. Malas berbagi dengan orang baru, malas adaptasi dengan orang baru dan yang jelas saya malas keluar dari comfort zone saya.

Tapi KKN tetap terjadi dan saya gak bisa melakukan apa-apa buat mencegah hal itu terjadi. Alhasil, saya mencoba, mencoba berbagai hal.

Dan hasilnya, walopun todak begitu kentara, saya merasa sangat nyaman. Saya nemuin comfort zone yang baru.

Temen-temen KKN saya tidak ada duanya. Sama-sama bodoh, error dan bisa bekerja sama. Hahaa. Maksudnya, saya nyambung sama mereka. Dan semoga mereka juga nyambung sama saya (ngarep). Hehe..

Dino Suharianto/Suhe, dia kormasit saya, asal dari Medan, agak susah membedakan mana kambing mana kelinci, dan kalo kelamaan mikir dadanya jadi sakit (mungkin dia juga susah bedain mana otak mana jantung), dia orangnya kebanyakan mikir. Apa-apa dipikir, kami sering kehilangan mood kalo Suhe udah kelamaan mikir. Tapi dia kormasit yang baik kok. Hahaaa (gak iklas ngomongnya)

Lucky Dwicahyo/aa' burjo/Pinot, asal Bandung selama KKN malah makin sunda bukan makin jogja, karena kami mengeksploitasi dia habis2an. Hahaa.. Hobi ngomong "nggak ah" sama "kok jahat sih?" sama "nastel hijih?". Hahahahaha...

Gabriella Intani/Gaby, wanita ini wanita titisan dewa rajin yang turun dari motor (lha?). He, pokoknya dia super duper rajiiiiiiiin banget. Entah apa jadinya cowok2 kalo tiap pagi ga dibangunin Gaby. Hihihi..

Reza, masih jadi anggota ter-diam di subUnit kami. Semoga suatu saat dia akan menunjukkan sifat aslinya! Hahahahaha...

Baru 5 hari KKN, kami sudah punya banyak stok cerita lucu buat dibagi2 ke anak-anak cucu kami nanti.

Regards,
Bersatu untuk Sehat!!
Ratih
Aaaargh, mau musim kemarau banyak nyamuk!!
Berhubung kos-kosan saya agak terbuka, kalo malam saya dan temen-temen kos-kosan jadi konsumsi nyamuk. Huh.

Three more days, and i'm gonna stay at my KKN's place. I'm confused, i feel exited, but in th other hand, i'm scared, i'm thrilled, i'm not ready to share my personal life with other people for two months yet. Shoot.

How am i supposed to do?

Everytime i always convicing myself, convicing Mirza, but deep inside my mind, i'm afraid, i don't like to leave my comfort zone.
I hate that.
Everybody hates that.

I have great friends there, but, i don't like being nice but that's wrong and pretending that everything is gonna be okay.

:(
Ratih
Sometimes, the world change without telling people..

Haha, contoh kecilnya aja, saya udah niat-niatin nonton spanyol vs amerika dengan optimisme tinggi spanyol bakal menang, harus mengelus dada karena tim yang gak pernah kalah sejak November 2006 itu dikandaskan 2-0 oleh amerika serikat. hahaha..
melas

terus terus, saya mikir kalo ujian akhir semester saya yang terakir bakal gampang tapi begitu selesai ujian, saya malah mules gara-gara susah naudzubillahi minzalik. hahahaha..

habis ujian, saya tertarik buat nonton KING, dan menuju ke ambarukmo buat nonton, begitu liat antrian, niat nonton pun hilang sudah karena orang-orang ngantri kayak ngantri BLT sebesar 3 juta, bukan 300 ribu.

huuh..

saya juga nyesel kemaren gak nonton debat capres episod 2, jadi perbincangan dimana-mana,, bikin beberapa orang di sekitar saya mengubah pandangan politik mereka.
pokoknya besok saya harus nonton!!!

10 hari lagi pemilu, dan saya gak tau saya udah tercantum belom di DPT jogja, sial, masak saya harus nunggu 5 tahun lagi supaya saya bisa milih. ayolaaah pak lurah, kerja yang betuuuuul, saya kan udah ngisi formulir kemareeen..


Alhamdulillah adek saya masuk IPA, dan ranking 11, lalu saya berpikir jangan-jangan dari 12 orang, lalu saya bertanya kepada dirinya, "dari berapa orang dek?", dia menjawab "40",,alhamdulillah dia tidak menjawab seperti apa yang saya pikirkan.

duh saya bingung, postingan kali ini betul-betul tak nyambung. yasudah dulu ya. malah bingung saya. hahahaha.

last but not least, goodbye Michael Jackson..
Ratih
Otak saya ruwet
Rumit
Tidak terkendali

Otak saya rusak
Bobrok
Rongsok

Otak saya tidak sinkron
Fatal
Letal

Otak saya terkena benturan
Tabrakan
Cacat

Otak tak dapat berpikir
Hati tertutup
Telinga seketika menjadi tuli


Terkecam!
Ratih
gooCerita-cerita nii..

Saya seneng banget nonton bioskop. I LOVE MOVIES.
Apalagi kalo ceritanya keren, aktor-aktrisnya oke, grafisnya keren n didukung sama sutradara yang mantebb.

Rasanya enak banget kalo abis kuliah yang mem-penatkan jiwa saya nonton bareng si mas nge-refreshing pikiran yang kalo dibiarin lama-lama bakal berkerut jadi benang ruwet.

Masalahnya adalah:
banyak yang berpikiran sama dengan saya, tapi tidak bisa menempatkan diri kalo dia sedang nonton bareng orang lain.


Here things come when you act like a jerk watching in cinema without care your surroundings:

1. Kamu duduk seenaknya tanpa meduliin nomer tempat duduk yang jelas-jelas tertera di tiket kamu. Itu mengganggu banget. kalo emang kamu pengen duduk disitu, pilihlah tempat itu. jangan seenaknya.

2. Kamu dateng telat 20 menit lebih disaat lampu-lampu udah dimatiin dan kamu bersama pacar atau teman-teman kamu ternyata duduk di tengah-tengah barisan, yang berarti kamu mengganggu pemandangan orang yang sudah terlebih dahulu datang.

3. Kamu berisik. Jangan sok tau dengan ngomong keras-keras adegan apa yang akan terjadi di film tersebut, entah benar entah salah, tapi yang jelas kamu annoying!!

4. Kamu gelisah dan bergerak-gerak terus di tempat duduk kamu. Goyang-goyang kek, mndahin kaki kek, kitik-kitikan sama pacar kek. Kamu tau ga kalo getaran kakimu itu berdampak ke satu barisan tempat duduk di bioskop?

5. Kamu nendang-nendang atau njejak-njejak kursi depan kamu. kalo ga ada orangnya sih okey, cuma kalo ada orang duduk depan kamu, kamu bisa mbayangin kan kalo kepala kamu didorong-dorong dari belakang di saat kamu pengen santai?

6. Kamu naikin kaki ke kursi depan kamu. SEMUA ORANG TAU KALO ITU GAK SOPAN

7. Kamu maaf, bau kaki atau bau badan...dan kamu melepas sepatu dan naikin kaki ke kursi... Hemm,,kayaknya saya gak perlu njelasin betapa mengganggunya hal itu kalo beneran terjadi.


Dan sebenernya masih banyak lagi,,

Hemm,, saya pernah mengalami itu semua, dan rasa-rasanya saya jadi berpikir "ngapain saya behave kalo orang lain ternyata seperti itu?"
Tapi kemudian saya mikir lagi "berarti saya sama aja kayak mereka", dan saya gak mau hal itu terjadi.

"Hormatilah dirimu dan sesama"
Tagline itu kayaknya diputer setiap kali film mau mulai main, jadi lakukanlah. bagi orang-orang yang pernah merasa melakukan hal-hal diatas, kalian pernah mikir ga kalo kalian berada di perlakukan seperti itu?

regards
:))
Ratih
Pewarta-Indonesia, Celoteh Wilson Lalengke - Falasi Iklan Partai Demokrat

“Hukuman mati patut bagi para pelaku kejahatan berat, seperti pembunuhan, perampokan disertai pembunuhan, dan sejenisnya. Saat ini, sanksi untuk koruptor hanya berupa hukuman denda dan pidana kurungan beberapa tahun. Karena korupsi mengakibatkan terambilnya uang negara dalam jumlah sangat besar secara tidak sah, dan hal itu bisa menghilangkan nyawa orang lain yang tidak berdosa, misalnya rakyat mati kelaparan dan akibat tidak tersedia pelayanan kesehatan, maka hukuman mati pantas ditimpakan kepada koruptor.”

Cuplikan di atas adalah salah satu contoh alur pikir yang dikembangkan dalam mengambil kesimpulan atas sebuah fenomena. Kebetulan yang jadi contoh kasus adalah perdebatan sanksi hukuman bagi koruptor. Sepintas lalu, alur pikir di atas ada benarnya. Logika yang digunakan juga cukup logis. Namun, sesungguhnya cara berpikir tersebut tergolong salah. Contoh di atas biasa disebut falasi (fallacy) atau kesesatan dalam penalaran. Secara singkat, "membunuh" tidak sama dan sebangun dengan "berpotensi membunuh". Sehingga hukuman bagi seorang yang berpotensi membunuh orang lain – karena korupsi – tidak relevan untuk disamakan dengan hukuman bagi seseorang yang sudah membunuh. Seperti juga, hukuman bagi pembunuh karena membela diri tidak sama dengan pidana atas kasus pembunuhan berencana.

Kita tinggalkan kasus itu. Dalam ilmu filsafat, salah satu materi kajian utama adalah Falasi. Para pakar filsafat punya pandangan yang beragam tentang falasi ini. Namun, satu hal yang disepakati bersama bahwa falasi adalah kesesatan dalam penalaran. Falasi adalah pola logika yang keliru dalam mengembangkan suatu pernyataan. Suatu pernyataan dapat disebut falasi (kesesatan) jika didukung oleh argumen yang salah sama sekali atau tidak relevan alias jauh panggang dari api. Namun dapat juga, falasi itu terbentuk karena argumen penunjangnya sangat lemah. Orang yang berkecimpung di bidang hukum sangat paham tentang hal ini, dan celakanya, mereka sangat doyan memainkan falasi tersebut untuk saling mematahkan satu sama lain ketika berseteru di pengadilan. Kemampuan memanipulasi dan memanfaatkan falasi itulah yang akhirnya mencuatkan seorang ahli hukum (terutama kebanyakan pengacara) ke level “elite hukum” tingkat atas di negeri bernama Indonesia. Tidak heran jika pembenahan hukum di negara kita adalah ibarat mengurai benang paling amat super kusut di dunia.Lantas, apa hubungan hal-hal di atas dengan judul tulisan ini, Falasi Iklan Partai Demokrat? Kaitannya adalah bahwa banyak dari iklan-iklan yang dimunculkan di media massa, cetak maupun elektronik, mengandung falasi, pernyataan yang menyesatkan. Salah satunya yang amat kental falasi-nya adalah iklan Penurunan Harga BBM (Bahan Bakar Minyak) Partai Demokrat.

Secara ringkas, inti iklan itu adalah menyampaikan kehebatan SBY dengan Partai Demokrat-nya yang dalam masa pemerintahannya bisa menurunkan harga BBM sebanyak 3 kali. Hal itu baru pertama terjadi sejak Indonesia merdeka. Dengan lihai, ditampilkan sosok masyarakat marginal, seperti nelayan, petani, ibu rumah tangga yang begitu gembira menerima kebijakan penurunan BBM yang telah dilakukan 3 kali hanya dalam rentang waktu kurang dari 2 bulan. Fantastis dan amat mempesona memang, dan tentu saja kita perlu mengapresiasi kebijakan “bijaksana” dari pucuk pemerintahan negeri ini.Tapi persoalannya adalah ketika ditampilkan seorang ibu yang menyampaikan ucapan kira-kira begini: “Terima kasih Pak SBY!”, dan lebih parah lagi ada ajakan untuk memilih Partai Demokrat yang mendukung kebijakan SBY menurunkan harga BBM. Dari sisi politik praktis, mungkin hal tersebut wajar saja, walaupun aroma bau busuknya juga tidak dapat ditutupi. Akan tetapi dari sisi etika politik, fenomena itu adalah kesalahan yang tidak perlu terjadi, apalagi oleh seorang presiden. Mengapa? Karena argument yang digunakan dalam konsep iklan itu tergolong falasi, yang menyesatkan masyarakat Indonesia yang mayoritasnya nota benne masih belum melek pendidikan secara memadai.

Beberapa alasan yang dapat menjadi renungan bagi masyarakat banyak, termasuk pembuat iklan dan Partai Demokrat, sebagai berikut: pertama, Persoalan harga BBM dan kebijakan yang melingkupinya ditentukan oleh sistem pasar: supply and demand, persediaan dan permintaan. Ketika pasar menuntut harga rendah karena stok banyak, maka harga BBM secara otomatis turun. Jadi, jika harga BBM turun hingga beratus kali pun, itu bukan karena “cerdasnya” kebijakan SBY – Partai Demokrat, tapi karena tuntutan sistim pasar. Bila saja pemerintah tidak menurunkan harga BBM, pasti banyak implikasi buruk lain yang akan terjadi yang salah satunya adalah demonstrasi mahasiswa dan rakyat akan meluas dan mengganggu kestabilan negara yang sedang menghadapi pemilu mendatang. Sayangnya, justru SBY termasuk pemimpin yang senang menangkapi para demonstran dan menjebloskannya ke dalam “kotak hitam”. Pola bernalar yang benar adalah bahwa harga BBM turun 3 kali disebabkan oleh dukungan rakyat yang minta harga tersebut menyesuaikan harga pasar minyak dunia, tanpa embel-embel SBY dan apalagi Partai Demokrat. Konsekwensi logisnya, para pendekar demonstrasi menurunkan harga BBM, termasuk mereka yang menolak kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu, adalah pihak yang benar dan perlu diapresiasi oleh masyarakat. Kedua, sebenarnya istilah penurunan harga BBM kurang tepat. Kata “penyesuaian harga” masih lebih masuk akal.

Bagaimana mau dibilang harga turun jika kenyataannya tidak demikian? Harga awal BBM dalam negeri sebelum mengalami kenaikan adalah Rp. 4.000,- per liter untuk jenis premium. Pada saat itu harga minyak dunia berkisar pada angka USD 60 per barel (159 liter) atau sama dengan Rp. 3.773,6 per liter (kurs USD 1 = Rp. 10.000,-). Ketika harga minyak dunia mencapai USD 120 per barel menjelang pertengahan tahun lalu, harga BBM jenis premium naik menjadi Rp. 6.000,- per liter,. Logikanya harus naik menjadi Rp. 8.000,- per liter, kerena harga real eceran minyak dunia adalah USD 120 x Rp. 10.000,- : 159 liter = 7.547,- per liter. Nyatanya harga yang ditetapkan pemerintah hanya Rp. 6.000,- yang artinya turun Rp. 2.000,- dari harga seharusnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa pada saat harga BBM naik, sebenarnya pada saat itu, harga BBM dalam negeri mengalami penurunan.Saat ini, harga minyak dunia hampir stabil di USD 50 per barel, tapi harga BBM jenis premium justru hanya disesuaikan menjadi Rp. 4.500,- per liter (penurunan harga terakhir). Jika mengikuti hitung-hitungan seperti di atas tadi, maka seharusnya harga bensin hanya berkisar di Rp. 3.200,- hingga 3.300,- per liter (USD 50 x Rp. 10.000,- : 159 liter = 3.144,7 per liter). Artinya, harga BBM saat ini justru naik lebih dari Rp. 1.500,- per liter dari harga sesungguhnya. Pertanyaan melebar yang akhirnya muncul dari utak-atik angka ini adalah benarkah ada biaya subsidi BBM yang selama ini menjadi hantu gentayangan APBN Indonesia? (Ini jadi renungan lain lagi bagi kita semua).

Ketiga, kebijakan pemerintah tidak kongruen (sama dan sebangun) dengan kebijakan seorang SBY dan apalagi sebuah partai. Justru sebenarnya, masyarakat menilai bahwa penanganan persoalan ekonomi termasuk soal BBM selama ini, “think tank”-nya adalah JK. Konversi minyak tanah ke gas, yang dalam beberapa hal masih menyimpan kendala, diskusi tentang perlu-tidak-nya harga BBM naik dan turun, dan seterusnya, adalah “makanan” Sang Toke Pribumi, Jusuf Kalla. Jadi amat naïf jika SBY mengklaim turunnya harga BBM sebagai kebijakan pribadi dan partainya seperti di iklan tivi itu. JK pun termasuk menyebarkan falasi jika mengklaim hal ini.Falasi yang dilakukan SBY – Partai Demokrat itu dalam ilmu filsafat dikelompokan kepada Post Hoc Fallacy atau False Cause (alasan yang salah). Nama kasus falasi jenis ini diambil dari bahasa Latin “post hoc, ergo propter hoc” yang dapat diartikan sebagai “setelah ini, maka akibatnya”.

Contoh berikut yang dikutip dari http://www.unc.edu/depts/wcweb/handouts/fallacies.html kiranya bisa menjadi rujukan. "President Jones raised taxes, and then the rate of violent crime went up. Jones is responsible for the rise in crime." (Terjemahan bebas: Presiden Jones menaikan pajak, dan akibatnya tindakan kriminal bertambah banyak. Oleh sebab itu, Pak Jones bertanggung-jawab atas kenaikan jumlah tindakan kriminal tersebut). Cara berpikir pada kasus Presiden Jones ini jelas salah, karena keputusan seorang presiden adalah kebijakan pemerintah yang dalam hal ini mengatas-namakan negara. Demikian juga pada kasus turunnya secara beruntun harga BBM belakangan ini, tidak dapat dianggap sebagai kebijakan seseorang atau satu partai saja.Melihat fenomena iklan SBY – Partai Demokrat itu, kita hanya berharap kiranya bangsa ini tidak makin terpuruk dalam kemiskinan intelektual karena falasi-falasi yang dikampanyekan oleh para elite politik nasional.

Tapi harapan itu terasa sungguh amat jauh dari jangkauan mimpi, karena faktanya pucuk pimpinan pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi di republik ini juga menjadi agen falasi di negeri leluhurnya.*** http://www.pewarta-indonesia.com/nspirasi/Opini/celoteh-wilson-lalengke-falasi-iklan-partai-demokrat.html


So, kita sebagai warga muda yang harusnya sudah melek pendidikan, sebaiknya kita mencerna dulu apa yang ditampilkan di muka kita. We know we could, jangan cuma jadi ABS dan penjilat.

salam..
Ratih
duh.. saya lagi diare ni.. rasanya ga enak. praktikum pun semakin sengsara..

hiks
Ratih
Seminggu yang lalu, saya dan tmn2 kos ngisi formulir buat bisa pemilu di jogja. Sekarang tgl 16. Harusnya sih pengumuman DPS nya bisa diketahui dr tgl 11-17. Sekalian diumumin sekalian diperbaiki kalo ada yg kurang. Hemm.. Kira2 berhasil ga ya..
Ratih

hari ini pesta demokrasi terbesar di Indonesia..

big question, is it true??

hemm..

you answer it..

bosen ngomong politik mulu, gak berubah,, gini-gini aja. hehe


tadi pagi saya nonton berita di tvOne. tadi jam 11.23 tepatnya. acaranya tentang pemilu live tps nya SBY. disitu disiarin langsung suasana tempat SBY nyoblos beserta keluarga. Yang mau saya cermati disini adalah, komentar-komentar yang di berikan oleh news anchor tvOne dan narasumber..

sempat terdengar kalimat-kalimat seperti:
"ya ini, SBY sebelum memasukkan kertas suara, pastinya pose dulu"
"wah ini kertas suaranya dia masukkan yang warna kuning dulu, wah pertanda buruk ini ya"
"SBY tersenyum walaupun seperti senyum terpaksa"
"wah itu kenapa tintanya di jempol ya?"
"sepertinya kalo di kelingking susah disorotnya"
"hahahaha"
"mungkin kelingkingnya bisulan jadi di jempol"
"sekarang SBY sudah tidak tersenyum lagi"

dan lain-lain..

menurut saya itu komentar2 yang tidak perlu diutarakan jika sedang live. apalagi mereka berstatus news anchor yang seharusnya sudah pasti memiliki intelektualitas tinggi..

atau kah saya saja yang terlalu sensitif..?

Ratih


Saya lagi mikirin banyak hal. Yang paling sering muncul di pikiran saya ya tentang pemilu. Pesta demokrasi terbesar di Indonesia.

Akhir minggu lalu ibu saya dateng, njenguk anak paling gedenya ini yang merantau menuntut ilmu di Jogja. Hehe. Sebenernya ibu saya kesini mau ngajakin saya ke Sragen, nengok eyang saya. Huuh, ternyata saya di nomor duakan. Hehehe. Oke, bukan itu intinya.

Waktu saya naik taksi dari kos ke bandara buat jemput si ibu, saya sempet ngobrol-ngobrol dikit sama si bapak taksinya.

Bapak Taksi : selamat pagi mbak, tujuannya kemana ini?
Saya : pagi pak, ke bandara ya
BP : iya mbak
S : lewat ringroad aja ya pak
BP : iya mbak, nanti kalo lewat kota lama, banyak lampu merahnya
............
BP : mbak suka musik nggak nih?
S : oo, boleh-boleh pak, monggo
……..
We had joy we had fun we had season in the sun…
S : (ternyata bapak ini pecinta Westlife)

Saya pun iseng-iseng bertanya tentang pemilu,,sumpah saya gak ada kerjaan banget ya..

S : pak, pemilu besok ndukung yang mana nih?
BP : wah mbak, saya gak tahu yang mana (sambil ketawa-ketawa)
BP : yang mana aja lah mbak, hehehe. Kalo mbak sendiri bagaimana?
S : waah pak, saya taun ini gak bisa ikut pak, surat mutasi nya gak ada
BP : lho, emangnya mbak-nya ini asli mana?
S : tangerang pak..
BP : ooooo...
S : yang mana aja asal apa-apa murah aja lah ya pak (sambil ketawa)
BP : wah mbak, saya sudah gak mikirin itu lagi. Terserah aja mbak siapa yang mimpin besok. Wong kita rakyat kecil teriak-teriak minta diperhatikan aja gak didengerin kok ya..
S : iya ya pak....

Miris rasanya saya denger kata-kata kayak gitu. Masih banyak orang Indonesia yang berpikir seperti itu. Lain lagi sama sodara-sodara saya..

S : bulik besok nyontreng mana lik?
Bulik : halah-halah mbak, wes yang mana aja deh. Sama aja

Reaksi yang sama. Sungguh bingung saya ini. Saya sangat ingin punya kesempatan buat milih, tapi ga bisa. 1.033 mahasiswa UGM belum dapet kepastian mereka bisa milih disini ato ga. Dan itu hanya sebagian kecil yang mau mendaftarkan diri untuk minta bantuan mutasi. Dan kabar yang saya ketahui kepastian mutasi berhasil atau ga baru bisa diketahui 3 hari sebelum pemilu. Malah ada yang bilang sehari sebelum.

Kesimpukan yang saya tarik dari percakapan saya diatas tadi bahwa; rakyat Indonesia sudah mencapai titik lelahnya dalam memilih. Karena semuanya tidak berdampak apa-apa pada mereka.

Kita masih terjajah. Dan apakah pemilu besok bisa disebut pesta?

Presiden kita sibuk kampanye, begitu juga pak wapres. Lalu sebenernya yang sekarang menjalankan pemerintahan kita siapa?
Bapak presiden sehari setelah tiba di Indonesia setelah knferensi G-20 langsung kampanye, sedangkan pak wapres sudah melanglang buana. Kondisi yang sangat rawan.
Kalo yang saya baca di Kompas sih ”untung angkatan bersenjata kita tahu bahwa kudeta itu haram. Keadaan seperti ini sangat rawan”

Bukan berarti saya menyerap semua yang saya baca dari koran, tapi itu bener adanya. Jauh di bawah alam sadar kita, sebenernya kita capek. Tapi kaum muda berpikir itu bukan bidangnya. Dan saya gak kepingin menjadi seperti itu.
Kaum penggerak bangsa ini adalah kita.

Sekarang tanggal 5 april 2009. dan masih banyak ketidak beresan yang terjadi dalam mempersiapkan pemilu. Ribuan pemilih ganda, pemilih di bawah umur, pemilih di bawah umur, tidak terpilih dalam daftar pemilih tetap, kurangnya surat suara, dan lain-lain.

Makin banyak lembaga survei yang melakukan poling yang kurang relevan, masih banyak pelanggaran kampanye yang dilakukan parpol padahal sudah masuk di putaran terakhir, dan yang paling parah, 4 hari sebelum pemilu, masih banyak parpol yang di coret sama KPU karena belum menyerahkan rekening kampanye dan tidak punya calon legislative.

Di jalan raya jogja-solo, daerah klaten gitu saya lihat spanduk tulisannya ”kami punya hak pilih, tapi bukan untuk PKB”
Di lain tempat, saya baca berita, ada spanduk mengatakan ”bosan pilih nomor 31? Pilih nomor 13 saja”

Apakah boleh menyerang seperti itu?

Menurut saya, etika dan norma sudah tidak dipedulikan lagi sekarang, yang penting keinginan politik tercapai. Is it really what we want?

Saya rasa tidak.


Kemaren pas di Sragen saya dan mamah ngajarin eyang saya buat nyontreng. Sebagai eyang-eyang yang hidup 60 tahunan yang lalu pendidikan masih menjadi hal yang mahal buat orang kecil. Dan eyang saya termasuk di dalamnya. Walaupun kalo ngitung uang dan dagang jago setengah mati, tapi tetep aja yang namanya nyontreng adalah hal baru buat beliau.

Dan sebenernya, nyoblos, silang, dan nggaris pun dinyatakan sah dalam surat suara. Trus kenapa kita ga nyoblos aja sih? Gak repot dan masyarakat tidak perlu bersusah payah dalam mengerjakannya.

Memang betul, Indonesia harus maju, tapi ingat, sebagian besar rakyat Indonesia masih dalam taraf terbelakang, ya pendidikan, ya finansial. Jadi sebenernya, KPU tuh tau rakyat Indonesia gak sih?

Oh ya,, ada kejadian lucu.
Waktu saya lagi di lampu merah sama si Mas, ada kejadian yang menurut saya tidak pantas dilakukan.
Pas lampu nyala warna ijo, mobil-mobil di depan saya malah berhenti, setelah saya dan si Mas nyalip (berhubung kita naik motor, kita jadi bisa nyelip-nyelip sesuai adat), ternyata di depan, ada mobil partai bergambar bendera dan nama caleg di body mobil-nya yang berhenti pas di tengah-tengah jalan, dan si pengemudi turun dengan santainya buat marah-marah ke mobil belakangnya. Kayaknya mobil partai itu gak sengaja kesundul mobil belakangnya.

Yang mau saya cermati disini adalah, apakah betul perbuatan yang dilakukan si pengemudi bener adanya? Apa boleh mementingkan emosi pribadi di tengah jalan dan menggangu kenyamanan orang lain. Harusnya dia bisa pull over dulu dan ngomongin di pinggir jalan. Oh ya mobil partai nya itu ada tulisannya ”Lanjutkan..!” tau kan, itu tagline-nya partai apa. Hehhe. Saya ga menyudutkan lho, cuma membeberkan fakta.

We’re smart people. We have to be. Jangan mau kita diperlakukan seperti itu oleh orang-orang yang menamakan dirinya wakil rakyat tapi mereka sendiri tidak pernah merakyat.

We know we could.

5 april 2009
Ratih
Hemm,,akirnya hari jumat kemaren saya udh nyobain Empire XXI. tempatnya lumayan enak, luas bgt, dan dingin. Hahaha. Norak bgt saya. Nonton confession of a shopaholic,,moral yang saya petik dari situ adalaaaaaah : bkinlah kartu kredit sebanyak2nya biar bisa kredit makin buanyak. Hahahaha xp..
Cuma saya mikir, kalo studionya dibikin lebih banyak pasti lebih asyiiik. Dasar manusia gak pernah puas. Hehehehe..

abis nontoon, saya sama mas memutuskan buat makan, maklum perut keroncongan bikin emosi saya dan dia gampang tesulut. Hahaha. Apalagi kalo panas, macet, lapar, wew kombinasi yang sangat dahsyatttt.. Xp xp..

Pas mau ketempat makan, saya udah ngingetin si Mas buat isi bensin dulu, maklum, tanda di lcd motornya udh kedip2. Cuma kata mas "tenang sajaaaa, jambrong hemat kok"
--> jambrong nama sepeda motornya.

Habis makan, qt sempet ke warnet bentar (mas ngurus kerjaannya), trus qt baru mau isi bensin.

Heeeeh, pas di perjalanan, jambrong jalan udah males2an, ndut-ndutan,,

ini percakapan saya sama Mas

S (saya) : Mas, mas, jangan dimainin gasnya, udah mau mogok nih, isi bensin eceran aja yoo
M (mas) : Lho, ak gak mainin gas nya kok. Liat ni tanganku, diem khan.
S : hemmm
M : tapi kakinya gerak (mainin rem)
S : yeeeeee, sama ajaaaaaa
M : hehehe

begitu udah deket banget sama pom bensin, jambrong bandel lagi, saya pun menegur Mas
S : maaaaas, jangan iseeeeng
M : ini gak iseng, bensin udah abis beneran, kalo tiba2 ini motor berhenti, mogok lah qt, nyurung (ndorong) yo ann..
S : yoo..

Tapi, ternyata di depan jambrong lampu merah, dan pom bensin ada di seberang jalan, jadiiii ya mau gak mau harus berhenti, dan itu membuat....

M : yah, mogok deh, hehehe
S : ya ayo ndorooong, turun motor mas
M : halah gausah turun, dikayuh aja
heh, emg sepeda dikayuh??
S : turuuun maaaas..
M : moh

akirnya kami nyebrang jalan dalam keadaan nagkring di atas motor, dan si Mas mengayuh dengan semangat.

Pas ngantri di spbu, saya mengeluarkan uang dengan maksud mau ngisiin bensin

S : mas mas, ni ann isiin bensin (sambil ngitung recehan)
M : hueh ann jangan ngitung uang disini, malu kayak kenek bis
S : weee ini kan uang jugaaaa
M: malu tauk
S : hehehe..

Setelah isi bensin, jambrong pun sehat kembali, dan saya pun segera membonceng. Tapi si mas kok gak ngidupin motor ya?

S : mas, ayoo..
M : lha ayo
S : motornya di idupin
M : huweh, hemat tauk, dikayuh lagi aja
S : (saya mulai ketawa)
M : (mulai mengayuh)
S : (ketawa semakin keras) mas, yang bener aja doong, bensinnya kan udh penuh
M : haiyah, dikayuh aja, hemat, sehat juga
S : (ketawa ngakak)
M : jangan ketawa ajaaa, ayo genjot!!!!
S : huahahahahahhahaha

dan itulah cerita jumat kemaren, sekarang saya lagi nungguin dia main futsal sama temen2 yang lain. Olahraga wajar jika dibandingkan dengan nggenjot motor dalam keadaan full tank..

21 Maret 2009
Ratih
Jumat,,hari yg sangat tepat bwt mengawali long weekend,,apalagi kalo senin nya libur. Wihh dahsyat.
Cuma masalahnya, hari jumat saya diisi jadwal kuliah yg padat, dari jam 8 sampe jam 3. hem..
Situasi yg begini ni yg membuat saya kepingin kabur-lari sejauh2nya dan melupakan kuliah sebentar.. Aaaaarghhhhh..

Ngomongin lari, saya jadii inget pengalaman kemaren.

Minggu tgl 15 maret, saya dan si Mas ikut rally photo. Jadi, qt disuruh motret objek tapi cuma dikasi clue, n nyari sendiri objeknya apa. Misalnya gini:
"daripada uang logam 1400 dibuang-buang, maka dipotret berjajar aja ya dari kiri ke kanan dengan urutan koin 100 putih-kuning, 200 putih, 500 putih kuning. Lho, kok tiba2 ada telp berdering? Angkat ajaa, kan telp nya bwt semua orang"
Naah, berarti qt disuruh motret gambar uang logam yg ada di boks telepon umum. Kira2 gitulah cluenya, dan masi ada kurang lebih 20an clue.

Rutenya dari benteng vredeburg-nol kilometer-alun2-jl.ibu ruswo-klenteng gondomanan-jl.mataram-hotel ibis- malioboro-pasar beringharjo-benteng vredenburg.
150 menit yang serasa seminggu.
heheeh.. siang-siang panas di tengah hari bolong bikin emosi mendidih di ubun-ubun, bikin saya sama si Mas pengen tonjok-tonjokan kalo ada salah satu dari kita yang nyebelin dikiiit aja. hahahaha

akirnya, melalui kekompakan kami berdua (saya yg mikir mas yang jepret dengan memukaunya-haiyah), kami pun bisa melewati cobaan yang mengasyikkan itu.
dan kami sampai di tempat semula urutan pertamaaaaa!!!!! hahahahahahahahaha


yang saya gak habis pikir, yang dipotret ituh objek-objek yang sangat tidak diduga,,
papan nama produk di depan gang kecil, tulisan di tempat sampah, bis surat, plang tukang sunat, atm, grafitti, patung, papan jalan, peta yang ada di dalem buku petunjuk (ini yang bikin saya dan mas paling gondok), plang nama toko di antara ramainya pasar, dll...

salut deh buat yang bikin soal (Agus Leonardus-petinggi FPSI)

yang bkin saya lebih gondok lagi, udah setengah jalan, kami berdua baru ngeh kalo ada tulisan di buku petunjuk:
INGAT jika anda diperintahkan memotret dalam format vertikal, berarti anda harus memotret dalam format HORIZONTAL, begitu juga sebaliknya..
HAHAHAHAHAHA..
foto pun gak bisa didelete karena krtiteria penilaian yang utama : FOTO HARUS URUT
he
akirnya dengan kaki lemas dan perut lapar saya dan si Mas melanjutkan perjalanan dengan hati nelangsa.

pengumuman pemenangnya tanggal 23/24 maret ini, boleh donk ngarep ditelpon sama jurinya, dibilangin kalo qta menang. hahahahha. lumayaaan kalo dapet 3 juta.......

wish us luck.....

20 maret 09
Ratih

Sekarang saya lagi bingung ya, di dunia ini banyak banget masalah. Ya tentu saja sih, Allah menciptakan suatu keadaan menjadi masalah supaya manusia bisa belajar dan menyelesaikan masalah tersebut.

Yang saya gak ngerti, beberapa dari kita suka melarikan diri dari masalah. Yang kecil aja deh, kalo misalnya kita mecahin gelas mama, ato ngerusak benda milik orang lain, tapi orang itu gak tau, pasti kadang kita suka gak gentle, gak mau mengakui kalo kita yang ngerusak. Kita bilang "gak tau tuh, pas aku liat bentuknya udah kayak gitu".

Bahkan, orang yang melarikan diri dari masalah, nekat melakukan hal-hal kesadaran, seperti bunuh diri.

Saya pernah liat di suatu berita sore-sore, ada seorang wanita yang nekat terjun dari lantai paling atas sebuah mall di sumatera, gara-gara menggelapkan uang perusahaannya 50 juta. Sebelum terjun, dia udah menyayat nadi di pergelangan tangannya,,cuma saya rasa dia bingung kok gak meninggal juga, lalu dia berpikir yaaa terjun ajalah.

Untungnya siih, dia gak sadar di bawahnya udah ada yang nyelametin pake matras, kalo dia sadar dan niat banget bunuh diri, dia lompat ke arah yang beda sama letak matras (ato emg dia gak bener-bener niat ya? Hehe).

Yang saya cermati disini, si wanita begitu stresnya sampe mau mengakhiri hidup gara-gara menggelapkan uang. Tapi banyak pejabat, menteri, anggota DPR, beramai-ramai korupsi dan menggelapkan uang tanpa diliputi rasa bersalah.

Begitu banyak ke-tidaktransparansi-an di DPR membuat DPR menjadi lahan empuk dan basah untuk bermain skandal (korupsi, suap, dsb).

Ada berita baru, rencananya DPR akan membuat gedung baru dalam rangka tutup periode 2004/2009. Desain sudah jadi, tetapi banyak di antaranya tidak setuju desainnya dan memilih untuk disayembarakan saja. Saya mikir, buat apa sih membenahi ruang kerja, membuat ruang rapat baru kalo orang-orang DPR nya aja tukang bolos? Ntar malah jadi ruangan serem tak berpenghuni. Liat aja sekarang, makin deket pemilu, yang rapat bukannya makin banyak tapi makin sedikit. Padahal koran-koran udah banyak mengulas loh siapa yang izin sakit, siapa yang bolos, siapa yang tidur, siapa yang suka ngobrol sendiri. Berapa jumlah yang izin, berapa jumlah yang sakit. Presiden juga pernah jelas-jelas menegur siapa yang tidur (ato ngobrol sendiri ya) pas anggota DPR lagi dengerin pidato dari Presiden. Dan parahnya lagi, kekosongan ruang rapat mendekati pemilu merupakan peristiwa berulang dari periode sebelum-sebelumnya. Apa gak malu ya?

Harusnya yang dibenahi tu kinerjanya, bukan bangunannya.

Salah satu dari fraksi partai bilang "kalaupun desainnya ada, tidak akan langsung dibangun, duitnya belum ada". Hahaha, taruhan, begitu duitnya ada gak berapa lama pasti banyak kasus korupsi bermunculan lagi.

Hem, balik lagi ke budaya bolos tadi,, pada periode ini DPR sudah membuat 62 UU dari 80 UU yang ditargetkan. Kemana yang 18 lagi? Salah satu UU yang dibuat adalah larangan meroko di tempat umum. Peraturan tersebut pada kenyataannya masih belum berjalan saat ini. Padahal, biaya buat menyusun UU bisa menghabiskan dana hingga ratusan juta rupiah (saya suka bingung, banyak banget ya, tapi kalo kata si Pop mah wajar, hemmm?).

UU larangan merokok di tempat umum tidak berhasil sebagaimana mestinya karena sanksi yang ada belum diterapkan secara maksimal, masih kurangnya fasilitas untuk merokok di tempat umum dan kurangnya sosialisasi masyarakat. Fatwa MUI bahwa merokok haram hanya sebagai angin lalu saja (saya disini bukan fans MUI loh, menurut saya MUI merupakan suatu organisasi yang bingung hendak dibawa kemana negara ini).

Lantas jika perusahaan rokok gulung tikar, pengangguran bertambah? Hem, bagai buah simalakama ya.

16 februari 2009

Ratih
lagi kuliah ni, laper, bosen. keadaan saya seperti ini bikin saya ngelamun hal-hal di luar apa yang sedang diterangkan dosen saya. he

oiyaaaaa, lagi pada demam BB ya? saya juga kepingin ikutan.. tapi kemampuan kantong yang terbatas sama ke-gaptek-an akan BB lebih besar dibandingkan dengan kemampuan saya meraih BB. hahaha

rasa-rasanya asyik ya pake BB, online 24 hours 7 days a week, jadi yang paling update around the world, tau berita paling baru, sensasional, bombastis n muk'takir.. hehehe

tapii, yang agak-agak bingung, ada yg bilang pake BB jadi autis, gak aware sama keadaan sekitar, n cenderung ga pedulian sama sms or telpon. hemmm
kalo menurut saya siiih, mungkin itu karena baru pada punya BB ajaaa, jadi autis deh

saya juga autis kok kadang-kadang, apalagi klo ngadepin makanan enak, lupa daratan deh. xp.

oiyaaaa
ada bioskop baru dijogja, EMPIRE XXI, lagi jadi topik perbincangan hangat di kawula muda (haiyah). filem-filem yang diputer sih katanya bakal lebih up2date daripada bioskop sebelumnya,,
hemmm jadi pengen nonton ntar..




sial, ada praktikum...
19 maret 2009
11.25 am


Ratih

Tanggal 1 februari kemaren dulu saya nonton suatu acara musik yang mengusung tema “Konser Baik Axis bersama D’Masiv”, GProduction. Karena saya lagi ngefans sama d’masiv saya, si Pop, dan beberapa teman berencana nonton bareng. Di papan iklan ditulis pukul 17.00. Saya pun datang jam 17.30, dengan maksud bukan terlambat tapi memang Cuma pengen liat d’masiv nya aja, saya lagi gak tertarik nonton band-band pembuka yang Cuma nyanyiin lagunya sendiri, susah buat nikmatinnya.

Okei anyway, setelah mendarat dengan mulus di stadion kridsono, si Pop beli tiket, harganya 20.000 termasuk kartu perdana. Saya sempet kaget, weheheh mahal juga ya. Tp gpp lah, dapet starterpack.

Truus, saya masuk stadion, ho, ternyata masih check sound, backdrop belum dipasang. Masih ada pekerja yang manjat-manjat di sekitar panggung benerin ini-itu. Oke, saya mikir, kalo yang check sound saat ini masih band pembuka, brarti d’masivnya belum check sound juga, biasanya band utama check sound 45 menit – 1 jam, hmm, mungkin mulai jam 18, ato jam 18.30 lah paling telat.

Saya dan si Pop memutuskan untuk jalan-jalan dulu, skaligus nyari tempat numpang buang air kecil di luar stadion kridosono. Sambil duduk-duduk istirahat sebentar.

Habis magrib jam 18.30 saya balik lagi ke stadion, ternyata belum mulai juga. Ngantri sebentar di pintu masuk, screening tiket, trus saya masuk di stadion. Ho ternyata belum mulai juga. Masih jingle provider yang diouter di big screen. Berkali-kali selama kurang lebih satu jam. Jam 19.30, acara belum mulai juga, saya mikir lagi, hem, ngaret lama juga ya, 2,5 jam. Dan tiba-tiba di tengah kebosanan menongkrong di tengah-tengah stadion, tiba-tiba hujan sodara-sodara, hujan deres. Walhasil si Pop yang lagi megang kamera buru-buru lari ke arah tribun, menyelamatan nyawa kameranya. Setelah ujan sekitar 20 menit, acara mulai, band pembuka main. Dengan hati agak seneng krn ujan brenti, saya pun ke tengah stadion lagi buat nonton. Daripada bengong duduk di tribun mending saya nonton band. Tapi ternyata, ujan lagi sodara-sodara. Saya pun balik lagi ke tribun dengan misuh-misuh.

Hujan gak berhenti, setelah band pembuka pertama main, saya bersiap buat nonton d’masiv di bawah guyuran hujan. Tapi ternyata, band pembuka yang lain, dan setelahnya another band pembuka. D’masivnya kapaan? Saya pengen teriak frustasi,, acara lo telat banget maaaan, ujaaaaaaan, lo gak antisipasi apa, pake pawang kek, pake cabe ama bawang ditusukin pake lidi kek, solat puasa dzikir kek, pake lampu tembak kek, band pembuka lo kebanyakan gilaaaaa, di cut kek jangan dikasi waktu main penuh, ato gimana kek. Hoh, kesel banget rasanya.

Setelah perjuangan nunggu (nunggu itu ga enak, apalagi kita udah bayar dan Cuma dapet nunggu, it’s totally SUCK), D’masiv pun naik panggung. Sekitar jam 22.15. Bawain satu album, membuat saya agak seneng sedikit. Rasa kesel yang melanda, halah, dikit-dikit mulai ilang. Ya gak ilang sama sekali lah, gimana rasanya sih nunggu acara yang ngaret, ujan dan gak jelas.

Saya sama sekali gak keberatan dengan tanah becek bikin sepatu sama celana kotor. Yang saya kecewa, suau event yang cukup besar, diadakan oleh provider yang lagi promosi habis-habisan, dan tentunya menggandeng rumah produksi, ato EO, ato apalah itu sebutannya, yang pastinya berkualitas. Tapi, ternyata acara ngaret begitu lama, hujan, dan band pembuka terlalu banyak.

Seharusnya kalo memang belum tau jam berapa mulai, jangan ditulis jam-nya doang. Tulis ‘gate open at’ ato apa gitu, biar penonton gak kecewa. Tulis juga opening act-nya siapa aja, supaya jelas. Dan klarifikasi, kenapa lo ngaret, kenapa acara lo bisa ujan (emang sih pas musim ujan, tapi lo harus bisa antisipasi ), dan kenapa band pembuka lo begitu banyak. Kok perasaan saya sewot banget ya?

Ya karena pekerjaan yang paling gak menyenankan di dunia itu menunggu, apalagi di tengah hujan dengan suasana gak enak. Itu sama sekali gak enak. We pay some money to see a good show, not a totally-suck-show.

So, kepada mas-mbak provider and promoter, jangan jadi orang yang Cuma bisa meneriakkan “karena Axis BAAAAAAIK” tapi bener-bener jadi yang baik lah biar bisa bikin acara yang baik. No offense lho.

Gak pengen kan, konser-konsernya batal teruuus? (skali lagi no offense lho :))

12 februari 2009

Ratih
Kalo kita liat sekarang-sekarang ini, lagi musim kampanye, bentar lagi mau pemilu legislative soalnya. Dimana-mana gambar caleg. Di pohon, di tiang listrik, di papan billboard yang gede banget yang biasanya buat iklan rokok, bahkan bikin baliho bambu sendiri. Padahal yaa, kalo yang saya tahu sih buat bayar pajak baliho itu gak murah. Apalagi yang di papan billboard itu.

Mungkin klise banget ya kalo sekarang saya nulis tentang betapa banyak caleg gak bermutu yang gembar-gembor mau merubah nasib rakyat (disini berarti nasib saya, nasib kamu, nasib orang miskin, nasib bapak ibu saya, nasib petani, nasib tukang ojek, nasib clubbers, nasib anak kos, nasib pegawai dan nasib oang-orang lain), tapi mereka sendiri gak punya latar belakang pendidikan yang jelas, atau setidaknya pengalaman dalam mengurus nasib rakyat.


Kalo diliat-liat, bener kata orang-orang caleg cuma pengangguran yang nyoba-nyoba peruntungan duduk di kursi DPR ato DPRD yang akirnya Cuma tidur, ngobrol sendiri kalo gak mangkir pas lagi ada sidang. Pantes aja ya, PNS-PNS sering ketangkep basah sama John Pantau lagi blanja di mall siang-siang, ato berkeliaran entah dimana pas apel pagi. Wong anggota DPR aja bisa bolos, kenapa PNS gak bisa?
Pak, Bu, plis deh, kalian tuh digaji pake uang rakyat loh, pake pajak (walopun saya belum punya NPWP), mbok kerja yang bener gitu. Hadirlah yang baik, tunaikan tugas dengan seksama, ato kalo bener-bener kepala batu dan gak punya hati tetep pengen bolos, mbok ya dirumah aja bolosnya. Apa gak malu pake seragam kebesaran tapi mondar-mandir di mall sambil arisan?

Ngomongin caleg, saya jadi inget partai-partai politik di Negara kita. Boleh gak sih ngomong langsung partainya apa? Enggak ya? SARA? Hehehe.
Oke, salah satu partai bilang kerja pemerintah kita yang sekarang gagal, partai pembela pemerintah bales nyerang bilang capres dari partai itu do nothing, mereka do something. Dan itu diulas di Koran pake tulisan gede-gede. Apa gak malu? Saya juga bingung gimana, padahal pemilu besok merupakan kesempatan saya nyoblos pertama kali. Sebagai warga Negara yang baik saya pengen ikutan berpartisipasi dan menggunakan hak pilih saya. Tapi capres-capres yang ada saling serang seperti anak kecil tanpa menggunakan intelektual yang tinggi. Padahal, mereka itu kan calon pemimpin bangsa yah, kemampuan berpikir mereka harusnya di atas-atas-atas rata-rata dong ya?
Saya kepikiran buat golput, tapi fatwa MUI bilang golput itu haram. Sumpah saya geleng-geleng sendiri sambil ketawa-ketawa dengernya. Lama-lama saya bisa jadi gila kalo keadaan gini terus. Golput haram, tapi kok korupsi gak dibikin fatwanya ya? Kalo ada tingkatan super haram harusnya korupsi masuk golongan itu. Apa gak ada yang berani bilang bahwa MUI itu sudah melanggar hak asasi dari setiap warga di Indonesia?

Tapi gimanapun juga yang tahu haram ato enggaknya sesuatu kan Yang Diatas yah, daripada kalo kita nyoblos gara-gara iseng ato gambar partainya bagus dan ternyata itu partai bobrok dan ngerugiin Indonesia, kita sendiri lho yang dosa, ikut andil dalam menyengsarakan bangsa.

Berkaitan juga sama pemilu, kita kan nyoblos kertas suara ya, tapi sampe sekarang belum selesai di validasi. Permasalahannya sepele, warna gambar partai gak sesuai, nama caleg gak sesuai, hurufnya ada yang gede ada yang kecil dan lain-lain. Padahal peraturannya itu kertas suara sudah harus siap sebulan sebelum pemilu. Apa iya dalam tempo 30 hari, kertas suara selsesai dicetak trus di distribusiin sesuai aturan tanpa ada masalah ato apa.

Wong pilkada jatim aja diulang, gimana kalo salahnya ada di kertas suaranya? Apa iya masyarakat seluruh Indonesia harus nyoblos lagi? Trus nanti ada masalah pencoblos di bawah umur, ada yang punya kertas suara lebih dari satu, dan lain-lain. Kalo kata Bilik Suara Kompas sih, kerja KPU gak beres disebabkan anggota-anggotanya suka jalan-jalan keluar negeri pake duit rakyat. Ha! Pemungutan suara ulang juga mengindikasikan seakan-akan partai yang kalah gak mau mengakui kekalahannya. Pak, Bu, pemilu ulang tuh cuma ngabis-ngabisin duit rakyat aja tau.
So, kalo kayak gini terus, mending nyoblos ato golput? 

10 februari 2009
Ratih
Hi there.

My name is Ratih Mardiyantini. A-twenty-year-not-a-girl-not-yet-a-woman.  I kinda like called a woman.
I love my life and family, love being loved and now, loving my love.
I’m a casual and simple person, trying not to be a selfish but actually love some perfection. I love to dance and learn to be a choreographer: your routine can be more specific with your sense. I love to read, any kind of writing, newspaper, novel, poem, story, and any characters at the back of a shampoo.

I love to eat, a lot. But sometimes eating too much make you sick. It’s like a 24-hour flu, you get it, then you’re really sick, and then you forget it, but with a big big guilty pleasure of course :p

I like any kind any genre of music. Right now I’m listening to D’Masiv, but not trying to be a Massivers. I’m not just that into them. Hehehe.
Right now I’m staying in Yogyakarta, a place called “kos-kosan”, studying dentistry major at Gadjah Mada. My goal-seeking since junior high is being a dentist, but when I stepped and learn it, I’m trying not sink when my friend swim. Hahahaha..

I missed my family so much, so I’m ‘utilizing’ them a lot when I meet them. And now I have some one, I prefer call him my life-time partner (perhaps), coz I think we’re perfect for each other but hating in a first placed. He can make me laugh, loved, angry, and stupid at the same time. Hahaha. But still, I hope that we could make a happy-ending love story.

I learn to be some one who came in handly with any kind of situation. I’ve run up against a problem, and I have a conclusion that crying never solve a problem, but can make you calm down.

I’m enjoying sitting in front on a cup of coffee in a right spot. I love a classy-unique place, without tumultuous circles. For me, a good story came from a good coffee with a great partner and a well spot. But sometimes noisy place is a right place to have a private conversation. Itinerant food stalls, sidewalk food-vending stalls, coffee shop, restaurant, bench, park, it doesn’t matter.

This is my stories that you may read it,
just enjoy..