Ratih

It’s been a while since I wrote my last blog. Well, here we go.

Beberapa waktu lalu saya menghabiskan waktu berbincang dengan lifetime-partner saya, Mirza Mangku Anom di bioskop sekaligus tempat makan di daerah sekitar Jogja. Kami membicarakan banyak hal, karena sudah jarang saya dan dia memiliki quality time seperti saat itu. Mulai dari berita terbaru, film, bin Laden, politik dan sebagainya dan sebagainya dan sebagainya.

#nowplaying Justin Timberlake – What Goes Around.

Ada satu topik yang masih saya ingat hingga sekarang. “Mungkin sesungguhnya kita ini bukan anak-anak kandung dari pejuang, tapi hanya anak tiri, bahkan ada beberapa anak haram dari pejuang-pejuang Indonesia dulu”. Dia berkata begitu kepada saya. “Kita” yang dimaksud disini adalah, saya, dia, kamu dan semua yang lain. Pertama saya dengar kalimat itu saya sempat sangsi, apa benar? Saya rasa saya sudah cukup kritis menghadapi pemerintahan yang sekarang. Tapi ternyata dia berkata lain. Dan itu membuat saya menganalisa apa yang sudah kami bicarakan.

It’s that true? That we’re just another childs?

#nowplaying Justin Timberlake – My Love

Apa yang sudah kita lakukan untuk negara ini? Dengan belajar sungguh-sungguh? Membahagiakan orang tua sudah cukup? (Tentu saja pertanyaan ini membuat saya mengangguk-angguk dengan antusias) Namun sebenarnya mahasiswa seperti saya dan kamu ini bisa melakukan banyak hal. Mulai dari pembelajar, pengusaha, hedonis, bahkan mahasiswa yang bukan mahasiswa. Kategori terakhir adalah mahasiswa yang tidak bersikap seperti “maha”, bersikap seperti anak kecil = kurang peka terhadap lingkungan sekitar. Bahkan beberapa anak kecil sangat peka dengan lingkungan sekitar.

Memangnya apa sih yang mahasiswa lakukan? Belajar? Jualan pulsa? Demo?

Kategori terakhir merupakan sesuatu yang hilang beberapa tahun terakhir. Yaah walaupun beberapa bulan ini demo seakan-akan menjadi santapan sehari-hari awak berita di stasiun televisi. Otomatis topik ini membuat beberapa kerabat saya mengerutkan kening dan bertanya “ngapain sih demo?”.

Menurut pengamatan saya, demonstrasi (unjuk rasa) merupakan suatu cara lain mengemukakan pendapat yang biasanya disertai aksi protes atas suatu hal yang berjalan tidak semestinya seperti suatu kebijakan yang dipertentangkan, bisa juga unuk mendukung sesuatu. Yah, apapun itu.

Yang mau saya soroti disini adalah, suatu demo terjadi jika terjadi ketidak-puasan terhadap sesuatu yang sudah tidak bisa ditempuh dengan cara diplomatik atau dengan jalur seharusnya.

Maka, mereka yang tidak puas memilih jalan yang, bisa dibilang, agak ekstrim, ketimbang memilih jalur yang benar dengan birokrasi seruwet benang wol yang sudah diacak-acak anak kecil.

Sayangnya, oknum dapat melihat celah salah satu permainan demokrasi ini, yang berujung pada anarki. Oknum yang tujuannya memang merusak demokrasi yang harusnya berjalan lancar. Jadilah pembakaran, pengrusakan hingga jatuhnya korban.

Banyak yang bilang “halah, demo sekarang banyak yang bayaran, yang ikut tukang becak, tukang parkir”.

Sudah pada kodratnya bahwa demonstrasi dilakukan oleh massa yang besar, namun, sekarang sudah terbalik. Yang seharusnya peduli akan “berdemo”, para roda penggerak bangsa, seakan tak peduli lagi. “Saya gak doyan demo, saya sudah cukup nonton berita”.  Jadilah, mereka yang menurut mereka terlalu peduli membayar tukang-tukang becak dan tukang-tukang parkir agar demonstrasi mereka didengar. Jika ada orang berdemo hanya dengan 10-15 personil, maka orang-orang akan mencebik dan berkata “lah, seiprit doang yang demo, mana ngaruh”. Ya karena banyak yang tidak peduli makanya mereka terpaksa membayar. 

Benar-benar dilema.

#nowplaying One Republic – Won’t Stop

Dan kamu tahu, mungkin saya termasuk golongan di atas. Yang tidak peduli. Dan yang lebih menyedihkan lagi, ya, sangat mungkin saya termasuk  anak tiri dari pejuang Indonesia.

Posted via email from mardiyantini's

Ratih
Dream
Yes.
Kita semua punya.
We all have it.

But, how we reach it?
What is exactly your dream? Your biggest goal of your life?
No wonder.
Sometimes we just daydreaming.

I'm looking 100 ways to reach my dream.
For sure.


Posted via email from mardiyantini's

Ratih
Yes, this is the first day in 2010. But, now what? Are you guys thinking a great resolution in 2010? Yes, some of us.

Me?

Nah.

Anyway, have a great day anyone

Posted via email from mardiyantini's