Ratih
Seperti yang kita tau, SBY membentuk TPF, atau Tim Pencari Fakta.
Saya agak pesimis.

Media mengatakan bahwa, Polri salah menafsirkan perintah SBY untuk mengusut siapa yang mencatut namanya, namun Polri malah menyelidiki siapa yang menyebar transkrip ini, siapa yang menyadap dan hendak menyita rekaman ini.

Benar-benar berputar-putar.

Saya berpikir,
it's all drama..

Bermula dari Antasari ditangkap, lalu testimoni, anggoro buronan, dugaan suap 6 miliar, sampe ditahannya dua pimpinan kpk.

Semua orang berkata "ada apa dengan semua ini?"

Ada skenario apa dibalik ini semua?

Politik apa lagi yang hendak dimainkan para pemegang negara ini.


Di tengah carut-marutnya hukum di negara ini, jangan lupa bahwa SBY memiliki program 100 hari yang harus dijalankan. Jangan lupa.

Kredibiltas SBY dipertaruhkan dengan membentuk kabinet kompromistis partai-partai pendukungnya. Bisa dikatakan juga, Kabinet balas budi.
SBY punya tanggungan besar untuk membutikkan kepada masyarakat Indonesia bahwa kali ini ia melakukan hal yang benar.
SBY mungkin terlalu sibuk mencitrakan dirinya di mata masyarakat. Saya harap saya salah.

Yang jelas saat ini hukum sedang dipermainkan. Sebagai orang yang tidak terlalu melek dengan hukum, yang saya tau, maling ayam bisa habis di pukuli warga, tapi kenapa korupsi yang sama saja dengan maling, bisa hilang tak berbekas tak tersentuh pukulan?

Yang saya maksud disini bukan pukulan dalam arti sebenarnya. Tapi pukulan yang membuat jera, lahir-batin.

But money talks, right?

Semua orang butuh makan, dan kebanyakan orang butuh eksistensi diri, butuh pengakuan dari sekitar dan menghalalkan segala cara, mengurus perut, tanpa mengurus akal dan iman.

Saya bukanlah orang yang tepat untuk berbicara tentang iman, tapi yang saya tahu, iman menjadi dasar untuk berbuat baik kepada setiap manusia. Dan saya sedang belajar untuk berbuat baik kepada setiap orang yang percaya kepada Dia yang memberi iman.

Regards

Posted via email from mardiyantini's

0 Responses

Post a Comment