Ratih
Kalo kita liat sekarang-sekarang ini, lagi musim kampanye, bentar lagi mau pemilu legislative soalnya. Dimana-mana gambar caleg. Di pohon, di tiang listrik, di papan billboard yang gede banget yang biasanya buat iklan rokok, bahkan bikin baliho bambu sendiri. Padahal yaa, kalo yang saya tahu sih buat bayar pajak baliho itu gak murah. Apalagi yang di papan billboard itu.

Mungkin klise banget ya kalo sekarang saya nulis tentang betapa banyak caleg gak bermutu yang gembar-gembor mau merubah nasib rakyat (disini berarti nasib saya, nasib kamu, nasib orang miskin, nasib bapak ibu saya, nasib petani, nasib tukang ojek, nasib clubbers, nasib anak kos, nasib pegawai dan nasib oang-orang lain), tapi mereka sendiri gak punya latar belakang pendidikan yang jelas, atau setidaknya pengalaman dalam mengurus nasib rakyat.


Kalo diliat-liat, bener kata orang-orang caleg cuma pengangguran yang nyoba-nyoba peruntungan duduk di kursi DPR ato DPRD yang akirnya Cuma tidur, ngobrol sendiri kalo gak mangkir pas lagi ada sidang. Pantes aja ya, PNS-PNS sering ketangkep basah sama John Pantau lagi blanja di mall siang-siang, ato berkeliaran entah dimana pas apel pagi. Wong anggota DPR aja bisa bolos, kenapa PNS gak bisa?
Pak, Bu, plis deh, kalian tuh digaji pake uang rakyat loh, pake pajak (walopun saya belum punya NPWP), mbok kerja yang bener gitu. Hadirlah yang baik, tunaikan tugas dengan seksama, ato kalo bener-bener kepala batu dan gak punya hati tetep pengen bolos, mbok ya dirumah aja bolosnya. Apa gak malu pake seragam kebesaran tapi mondar-mandir di mall sambil arisan?

Ngomongin caleg, saya jadi inget partai-partai politik di Negara kita. Boleh gak sih ngomong langsung partainya apa? Enggak ya? SARA? Hehehe.
Oke, salah satu partai bilang kerja pemerintah kita yang sekarang gagal, partai pembela pemerintah bales nyerang bilang capres dari partai itu do nothing, mereka do something. Dan itu diulas di Koran pake tulisan gede-gede. Apa gak malu? Saya juga bingung gimana, padahal pemilu besok merupakan kesempatan saya nyoblos pertama kali. Sebagai warga Negara yang baik saya pengen ikutan berpartisipasi dan menggunakan hak pilih saya. Tapi capres-capres yang ada saling serang seperti anak kecil tanpa menggunakan intelektual yang tinggi. Padahal, mereka itu kan calon pemimpin bangsa yah, kemampuan berpikir mereka harusnya di atas-atas-atas rata-rata dong ya?
Saya kepikiran buat golput, tapi fatwa MUI bilang golput itu haram. Sumpah saya geleng-geleng sendiri sambil ketawa-ketawa dengernya. Lama-lama saya bisa jadi gila kalo keadaan gini terus. Golput haram, tapi kok korupsi gak dibikin fatwanya ya? Kalo ada tingkatan super haram harusnya korupsi masuk golongan itu. Apa gak ada yang berani bilang bahwa MUI itu sudah melanggar hak asasi dari setiap warga di Indonesia?

Tapi gimanapun juga yang tahu haram ato enggaknya sesuatu kan Yang Diatas yah, daripada kalo kita nyoblos gara-gara iseng ato gambar partainya bagus dan ternyata itu partai bobrok dan ngerugiin Indonesia, kita sendiri lho yang dosa, ikut andil dalam menyengsarakan bangsa.

Berkaitan juga sama pemilu, kita kan nyoblos kertas suara ya, tapi sampe sekarang belum selesai di validasi. Permasalahannya sepele, warna gambar partai gak sesuai, nama caleg gak sesuai, hurufnya ada yang gede ada yang kecil dan lain-lain. Padahal peraturannya itu kertas suara sudah harus siap sebulan sebelum pemilu. Apa iya dalam tempo 30 hari, kertas suara selsesai dicetak trus di distribusiin sesuai aturan tanpa ada masalah ato apa.

Wong pilkada jatim aja diulang, gimana kalo salahnya ada di kertas suaranya? Apa iya masyarakat seluruh Indonesia harus nyoblos lagi? Trus nanti ada masalah pencoblos di bawah umur, ada yang punya kertas suara lebih dari satu, dan lain-lain. Kalo kata Bilik Suara Kompas sih, kerja KPU gak beres disebabkan anggota-anggotanya suka jalan-jalan keluar negeri pake duit rakyat. Ha! Pemungutan suara ulang juga mengindikasikan seakan-akan partai yang kalah gak mau mengakui kekalahannya. Pak, Bu, pemilu ulang tuh cuma ngabis-ngabisin duit rakyat aja tau.
So, kalo kayak gini terus, mending nyoblos ato golput? 

10 februari 2009
3 Responses
  1. Anonymous Says:

    Setuju,, kok korupsi ga ada fatwanya ya?
    Sebagai pengamat lingkungan, sebaiknya caleg2 itu nanem pohon saja daripada nanem papan iklan dimana-mana. Kan ga bisa fotosintesis toh?


  2. Ratih Says:

    btoul skaliiii. global warmiing


  3. Blog Watcher Says:

    CAPRES DAN CAWAPRES MULAI SALING SERANG





    Hardikan, kecaman, hinaan mulai dilakukan para capres dan cawapres. Tim sukses pun tak mau ketinggalan, mulai melancarkan aksi balasan.

    Mendengar kata demi kata aksi tersebut, hati serasa miris jadinya. mereka saling memburukkan, membingungkan saling serang mempertontonkan pola kampanye yang tidak sehat.

    Sempitnya fikiran tim sukses pemenangan capres dan cawapres tentang strategi dan karakter calon yang diusung semakin terlihat jelas. Mereka tidak menjelaskan kepada publik apa visi dan misi capres dan cawapresnya. Yang terjadi saling serang, saling memburukkan, debat kusir. Semua yang dilakukan justru akan semakin memperparah keadaan.

    Dalam mata khayal, terbayang bagaimana jika budaya saling menyerang ini berimbas ke tingkat bawah. Semua bisa menimbulkan gesekan antar simpatisan calon. Yang kalah akan terjajah, marah, sehingga menimbulkan tawuran antar pendukung.


Post a Comment