Sekarang saya lagi bingung ya, di dunia ini banyak banget masalah. Ya tentu saja sih, Allah menciptakan suatu keadaan menjadi masalah supaya manusia bisa belajar dan menyelesaikan masalah tersebut.
Yang saya gak ngerti, beberapa dari kita suka melarikan diri dari masalah. Yang kecil aja deh, kalo misalnya kita mecahin gelas mama, ato ngerusak benda milik orang lain, tapi orang itu gak tau, pasti kadang kita suka gak gentle, gak mau mengakui kalo kita yang ngerusak. Kita bilang "gak tau tuh, pas aku liat bentuknya udah kayak gitu".
Bahkan, orang yang melarikan diri dari masalah, nekat melakukan hal-hal kesadaran, seperti bunuh diri.
Saya pernah liat di suatu berita sore-sore, ada seorang wanita yang nekat terjun dari lantai paling atas sebuah mall di sumatera, gara-gara menggelapkan uang perusahaannya 50 juta. Sebelum terjun, dia udah menyayat nadi di pergelangan tangannya,,cuma saya rasa dia bingung kok gak meninggal juga, lalu dia berpikir yaaa terjun ajalah.
Untungnya siih, dia gak sadar di bawahnya udah ada yang nyelametin pake matras, kalo dia sadar dan niat banget bunuh diri, dia lompat ke arah yang beda sama letak matras (ato emg dia gak bener-bener niat ya? Hehe).
Yang saya cermati disini, si wanita begitu stresnya sampe mau mengakhiri hidup gara-gara menggelapkan uang. Tapi banyak pejabat, menteri, anggota DPR, beramai-ramai korupsi dan menggelapkan uang tanpa diliputi rasa bersalah.
Begitu banyak ke-tidaktransparansi-an di DPR membuat DPR menjadi lahan empuk dan basah untuk bermain skandal (korupsi, suap, dsb).
Harusnya yang dibenahi tu kinerjanya, bukan bangunannya.
Salah satu dari fraksi partai bilang "kalaupun desainnya ada, tidak akan langsung dibangun, duitnya belum ada". Hahaha, taruhan, begitu duitnya ada gak berapa lama pasti banyak kasus korupsi bermunculan lagi.
Hem, balik lagi ke budaya bolos tadi,, pada periode ini DPR sudah membuat 62 UU dari 80 UU yang ditargetkan. Kemana yang 18 lagi? Salah satu UU yang dibuat adalah larangan meroko di tempat umum. Peraturan tersebut pada kenyataannya masih belum berjalan saat ini. Padahal, biaya buat menyusun UU bisa menghabiskan dana hingga ratusan juta rupiah (saya suka bingung, banyak banget ya, tapi kalo kata si Pop mah wajar, hemmm?).
UU larangan merokok di tempat umum tidak berhasil sebagaimana mestinya karena sanksi yang ada belum diterapkan secara maksimal, masih kurangnya fasilitas untuk merokok di tempat umum dan kurangnya sosialisasi masyarakat. Fatwa MUI bahwa merokok haram hanya sebagai angin lalu saja (saya disini bukan fans MUI loh, menurut saya MUI merupakan suatu organisasi yang bingung hendak dibawa kemana negara ini).
Lantas jika perusahaan rokok gulung tikar, pengangguran bertambah? Hem, bagai buah simalakama ya.
16 februari 2009
pemikiran yang bagus.
btw, semakin lama makin pinter nih, love you very much lah..
bagus banget bu, wah cocok jadi politikus nih kayaknya
Sejujurnya,,
Malah jadi takut kalah pinter dalam pemikiran begini.
Entah mengapa, dulu aku banyak bicara kl kita lagi ngobrolin news gini.
Tapi sekarang, pemikiran-pemikiran dan wawasanmu luas banget!
Salut!
Wah-wah, tambah cihuy
cieeee penulis kritis nan budimaaan :D gutguuut mbak ateh